Tuesday, 29 September 2015
WORTEL, TELUR, KOPI
Kisah kali ini mengisahkan suatu sifat yang sering kita temui di kehidupan kita, dan mungkin kita salah seorang yang memiliki sifat ini.
Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. ia telah berjuang. setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan lain muncul. Ayahnya, seseorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke dapur. ia lalu mengambil tiga buah panci, masing-masing diisi dengan air dan diletakkan diatas kompor yang menyala.
Beberapa saat kemudian air dalam panci itu mendidih. pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, panci kedua ia masukkan telur, dan pada panci ketiga ia masukkan beberapa biji yang ditumbuk.
lima belas menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu mengambil wortel dari dalam panci dan diletakkan di sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkannya pada piring yang sama. Terakhir ia meyaring kopi yang diletakkan dalam sebuah gelas.
ia lalu bertanya pada anaknya, apa yang kau lihat nak?
"wortel. telur dan kopi yah" jawab anaknya
Kemudian ia membimbing anaknya memegang wortel, dan anak itu berkata, "wortelnya terasa lunak yah"
Kemudian sang ayah meminta kepada anaknya untuk memecahkan telur, dan anaknya berkata telurnya masak dan telah menjadi keras.
Kemudian sang ayah meminta anaknya mencicipi kopi, kemudian sang anak tersenyum mencicipi dan menikmati aroma kopi.
apa maksud semua ini ayah? tanya anak
Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama, yaitu direbus dalam air mendidih, tetapi setelah perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda,
WORTEL yang semula keras berubah menjadi lunak dan lemah
TELUR yang semula mudah pecah kini berubah menjadi keras dan kokoh
KOPI setelah direbus ia mengalami kejadian yang unik, ia merubah air yang merebusnya.
Kini, yang mana diri kita, ketika saat menghadapi sebuah kondisi>>????
Labels:
Motivasi
Wednesday, 16 September 2015
Penebang Pohon
Kisah ini mengisahkan seorang penebang pohon, suatu ketika ia mendapat tawaran seorang mandor dari sebuah perusahaan untuk menebag pohon yang ada di kawasannya dengan gaji yang sangat menjanjikan, ia berpikir pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang mudah ia lakukan, karena memang profesinya.
Saat ia mulai bekerja, sang mandor memberikan sebuah kapak dan menunjukan area kerja yang harus diselesaikan dengan batas waktu yang ditentukan oleh mandor kepada penebang pohon.
Hari pertama, dia berhasil merobohkan 10 batangpohon, mendengar hasil yang didapatkan sang mandor terkesan dan memberikan pujian, " saya sangat kagum dengan hasil kerja mu, itu sangat luar biasa, teruskan bekerja seperti itu.
Oleh karena itu, ia sangat termotivasi untuk bekerja, keesokan harinya penebang pohon bekerja dengan penuh semangat, hasilnya ia mampu menebag 7 pohon, hari selanjutnya ia hanya mampu menebang 5 pohon, dan hari-hari berikutnya ia terus mendapat hasil yang terus menurun, kemudian ia berkata "sepertinya aku telah kehilangan kemampuan ku, bagaimana aku bisa mempertanggung jawabkannya. dengan kepala tertunduk dan tampak lesu ia menghadap kepada sang mandor, ia meminta maaf karena hasil yang didapatkannya terus menurun.
Sang mandor bertanya, "kapan terakhir kamu mengasah kapak mu?"
"saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dengan sepenuh tenaga"
"nah diinilah masalahnya, iangat!!! Hari pertama kamu kerja? dengan kapak baru kamu mampu menebang pohon dengan hasil yang luar biasa, hari- hari berikutnya, hasilnya terus menurun, padahal kamu bekerja dengan penuh semangat dan dengan kapak yang sama.
"Maka sesibuk apapun kondisinya, sempatkan untuk mengasah kapak mu, agar setiap hari bekerja akan mendapatkan hasil yang sama atau mungkin lebih luar biasa.
Labels:
Motivasi
Friday, 4 September 2015
Ketika Ingin Merubah
Kisah kali ini, tentang betapa sulitnya merubah sesuatu hal, hal ini dikarenakan melupakan suatu dasar yang menjadi pondasi.
ketika masih muda, seseorang ingin mengubah negaranya, ia mulai berusaha mengubah seluruh dunia, lalu ia menyadari betapa sulitnya mengubah dunia, lalu ia putuskan mengubah negaranya saja.
kemudian ia menyadari betapa sulitnya mengubah negaranya. ia mulai mengubah kotanya, ketika ia semakin tua, ia sadari tidak mudah mengubah kotanya, maka ia mulai mengubah keluarganya.
kini ia semakin renta, ia pun tidak bisa mengubah keluarganya, dan kemudian ia sadari yang bisa ia ubah saat ini hanyalah dirinya sendiri.
Tiba-tiba ia terpikir, bahwa bila saja ia bisa mengubah dirinya sejak dulu, ia pasti bisa mengubah keluarganya, kotanya dan pada akhirnya, ia akan mengubah negaranya dan iapun bisa mengubah seluruh dunia ini.
Labels:
Motivasi
Sisi Lain Memandang Kekayaan
Kisah ini membuat kita lebih memaknai suatu hal dari sisi yang berbeda agar lebih positif memandang makna dunia.
Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengnjungi sebuah daerah. tujuan utamanya memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa miskin. mereka menginap beberapa hari disebuah daerah pertanian yang sangat miskin. Pada Perjalanan pulang, sang ayah bertanya kepada anaknya.
bagaimana perjalanan kali ini ?
wah sangat luar biasa ayah,.
Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin ?
ohh iya,, kata anaknya
jadi, pelajaran apa yang bisa kamu ambil dari kejadian ini?
kemudian si anak menjawab
saya saksikan bahwa kita hanya punya satu peliharaan, mereka punya banyak dan berbeda jenis
kita punya kolam renang yang luasnya sampaiketengah taman, tetapi mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.
kita mengimpor lentera-lentera ditaman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.
kita memiliki halaman yang luas, tetapi mereka memiliki cakrawala secara utuh.
kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.
kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesama.
kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkan nya sendiri
kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi
mendengar hal ini, sayah nya terdiam tanpa kata
kemudian sang anak berkata
Terimakasih ayah telah menunjukkan betapa miskinnya kita!!!!
Labels:
Motivasi
Subscribe to:
Posts (Atom)